Cute Brown Spinning Flower

28.4.16

The Beautiful of Friendship - Chapter 4

Sebelum masuk ke Chapter - 4 The Beautiful of Friendship, ada yang ingin writer sampaikan dulu untuk para reader. Seperte yang reader lihat, tampilan blog The Atri's sekarang telah berubah... JANG JANG!!!
Loh kenapa diubah?
Kemarin writer dapet masukan gitu dari salah satu reader. Katanya "template yg writer pakai kok serem banget?"
Nah, nah, nah, writer mau jelaskan dulu kok bisa pake template yg hitam-hitam gitu yaa... Sebenarnya template tersebut terakhir writer edit saat masih di bangku SMA. Mungkin waktu itu suasana hati writer lagi gothic-gothic, makanya pakai template gelap gulita. Hohoho.
Nah, semenjak itu, writer gak perna edit template lagi.
Terimakasih ya utk reader yg peduli banget sama writer -pede bangeett 😜😜😜- jadinya writer meluangkan waktu untuk mengedit template. Tapi, karena writer bukan manusia girly-simple, jadi masih pakai warna-warna blue-sky boleh lah yaaa...
Terimakasih juga pada semua reader yang sudah mengikuti The Beautiful of Friendship sampai chapter 3. Baca terus lanjutannya yaa.. Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan komentar...
THANK YOU VERY MUCH 😘😘😘
-----------

THE BEAUTIFUL OF FRIENDSHIP - CHAPTER 4

Soal keempat yang ditulis Bu Osa terpaksa dihentikan karena lonceng istirhat berbunyi. Bu Osa menjadikannya pekerjaan rumah kami dan keluar kelas setelah merapikan buku-buku catatan di atas meja.
Irfani menutup tas setelah memasukan buku-buku paket yang tadi menumpuk di mejanya. Kemudian ia berjalan menghampiri Ira.
"Ra, kita ke kantin yuk! Aku belum sarapan, nih." ajaknya.
"Loh, Irfan udah sarapan. Kok, kamu belum?" Ira keluar dari bangkunya.
"Kayak gak tau aja. Jatahku habis dimakan Irfan," gerutu Irfani dengan wajah cemberutnya. Ira tertawa geli mendengar pengakuan Irfani.
"Oke, deh. Ayo kita ke kantin!" Ira menarik lengan Irfani.
Sesampainya di kantin, Irfani segera memesan dua mangkuk mie ayam kepada Bu Kantin sedangkan Ira mencari tempat duduk untuk mereka berdua. Tak lama, pesanan tersedia. Irfani segera membawa mie ayam tersebut menuju bangku yang dipilih Ira.
"Terimakasih. Jadi ngerepotin," ucap Ira.
"Ah, slow! Slow! Namanya juga teman," balas Irfani. Ia duduk di bangku tepat samping Ira dan mulai memakai mie-nya.
"Hm, Ni! Mau minum apa? Sini aku yg pesan," tawar Ira.
"Es teh manis aja, deh. Banyakin es-nya!" jawab Irfani.
"Ok." Ira bangkit dari duduknya. Ia menuju Bu Kantin dan memesan dua minuman. "Bu, yang satu banyakin es-nya ya!"
"Sip!" Bu Kantin menambah es pada minuman Irfani banyak-banyak. "Ini minumannya, non!"
"Terimakasih, ya Bu." Ira mengambil dua gelas dari tangan Bu Kantin dan mulai berjalan menuju Irfani.
Saat Ira tepat berada di belakang Irfani, datang Lara dengan langkah terburu-buru sengaja mendorong Ira. Tentu saja minuman yang dibawa Ira tumpah dan membasahi hampir seluruh pakaian Irfani. Irfani yang terkejut, bangkit dari bangkunya dan berbalim menghadap Ira.
"Kamu apa-apaan sih, Ra? Kamu sengaja, ya?!" teriak Irfani.
"Ng... Nggak, kok. Maaf, Ni. Tadi ada orang yang mendorongku dari belakang," jawab Ira gugup.
"Kamu kalah gak mau nemenin aku bilang, dong! Nggak usah pakai nyiram segala!" Irfani menuduh Ira.
"Nggak, Ni... Tadi itu ada yang..."
"Udahlah! Nggak usah alasan!" potong Irfani. Ia kemudian berlari menerobos kerumunan murid-murid yang melihat pertengkaran mereka.
"Irfani, tunggu!"
"Jangan, Ra!" Irfan tiba-tiba muncul dan menahan Ira yang hendak mengejar Irfani.
"Tapi, Fan, Irfani salah paham."
"Biar aku aja yang ngomong sama Irfani, ya." Irfan kemudian berlari menyusul Irfani.
Kerumunan yang mengelilingi Ira sedikit-sedikit berpencar. Beberapa orang membantu Ira merapikan gelas minuman dan mangkum mie ayam mereka. Setelah berterimakasih, Ira berjalan gontai menuju kelasnya dengan perasaan bersalah. Saat ia hendak duduk di bangku, ia tak melihat tas Irfani.
"Lho, Irfani kemana?" tanyanya pada diri sendiri.
"Irfani izin pulang, Ra. Noda minumannya sulit hilang dari seragamnya." Jawab Irfan yang baru saja datang.
"Oh...," Ira menjadi semakin merasa bersalah. "Irfani pulang sendiri?"
Irfan menggeleng kepala.
"Lara yang antar," ucap Irfan kemudian.
"Ira sengaja nggak sih numpahinnya?" tanyanya.
"Nggak, kok. Aku bisa jelasin...," Ira menjelaskan bagaimana insiden tersebut terjadi, mulai dari ia memesan minuman sapai tubuhnya didorong oleh seseorang. Sehingga minuman yang ia bawa tumpah kepada Irfani.
"Oh, gitu. Ya udah. Besok kamu jelaskan aja ke Irfani!" usul Irfan.
"Tapi, Irfani mau mendengarkanku nggak ya?"
"Hm... Kalau gitu, nanti aku coba ngomong ke Irfani deh. Tapi kamu juga harus jelaskan lagi ke dia!"
"Oke, deh. Makasih ya, Fan."

- to be continued -

26.4.16

The Beautiful of Friendship - Chapter 3

"Assalamualaikum," salam Ira ketika memasuki rumah.
"Waalaikum salam," jawab Ibunya dari dapur.
Ira membuka sepatu dan menyimpannya pada rak sepatu di samping pintu masuk. Ia berjalan ke kamarnya untuk berganti pakaian dan dilanjutkan dengan salat dzuhur. Setelah usai, Ira menuju meja makan dimana Ibunya sedang menyiapkan makan siang.
"Bagaimana hari pertamamu sekolah, Ra?" tanya Bu Nazar, ibunya Ira.
"Ya, gitu deh Bu. Teman-teman kelasku baik-baik semuanya. Mereka kelihatan senang banget waktu aku masuk ke kelas mereka," jawab Ira.
"Benar kan yang Ibu bilang. Kamu pasti dapat teman-teman baru sebagai ganti teman-teman lama," nasehat Bu Nazar.
Ira mengangguk senang. Kemudian mereka berdua makan siang bersama.
------
Tak terasa sudah seminggu lamanya Ira bersekolah di SMP N 7 Kendang Jari. Sebagai anak yang mudah bergaul, Ira telah mendapatkan banyak teman yang sangat ia sayangi. Bahkan guru-guru pun menyukainya.
"Selamat pagi, anak-anak!" salam Bu Osa saat hendak memulai pelajaran pertama. Beliau menaruh tas dan buku yang dibawanya di atas meja.
"Selamat pagi, Bu!"
"Oke. Sebelum kita mulai pelajaran, Ibu punya pengumuman. Hari ini kalian akan mendapatkan satu teman baru lagi. Ia berasal dari Venitan," ujar Bu Osa.
"Teman baru lagi, Bu?" celetuk Deno.
"Iya. Sebentar ya! Ibu panggil dulu." Bu Osa berjalan keluar kelas dan tak lama beliau kembali masuk seraya membawa seorang anak perempuan berambut panjang.
"Waahhh!!!" decak kagum Irfan saat melihat anak baru itu.
"Bisa nggak, gak usah kagum melulu ke setiap murid baru yang masuk kelas kita?" tanya Irfani setengah berbisik pada Irfan. Ira yang posisinya di antara mereka hanya dapat tersenyum-senyum saja.
"Tenang dulu ya, semuanya! Teman baru kalian mau memperkenalkan diri. Ayo perkenalkan diri, Sayang!" ucap Bu Osa.
"Baik, Bu. Semuanya, nama saya Lirik Damalarani. Saya dari SMP N 99 Venitan," murid baru tersebut memulai perkenalannya.
"Namamu panjang juga, ya?" gumam Bu Osa. "Panggilannya apa, Sayang?"
"Panggil Lara juga nggak apa-apa, Bu." Lara menjawab.
"Oke, Lara. Kamu bisa duduk di bangku sana, ya!" Bu Osa menunjuk bangku tepat di belakang bangku Ira.
Ira memperhatikan Lara yang mulai berjalan menuju bangkunya. Namun, Lara membalas tatapan tersebut dengan tatapan tajam, di wajahnya tak ada senyum sama sekali. Ira merasa risih dan membuang tatapannya ke arah lain. Saat Lara melewati bangku Ira, ia berhenti sebentar dan melemparkan senyum liciknya pada Ira. Ira menyadari hal tersebut.
"Apa, sih maunya anak baru ini?"

- to be continued -

The Beautiful of Friendship - Chapter 2

Teng... Teng... Teng...
Lonceng jam istirahat berbunyi. Seluruh murid-murid berlarian keluar kelas dan menuju kantin untuk membeli makanan dan minuman.
"Hi, Ra! Ke kantin sekolah, yuk!" ajak Irfani ketika mendekati Ira yg sedang terduduk di teras depan kelas.
"Kantin? Di sini aja, deh." balas Ira.
"Kenapa, sih, kamu kok nggak ke kantin?" Irfani duduk di sampin Ira.
"Nggak apa-apa. Lagi males aja," jawab Ira. "Oh, iya. Yang tadi bertanya tanggal lahirku itu siapa, ya?"
"Maksudmu Deno?" Irfan tiba-tiba muncul, kemudian ia duduk di samping Irfani.
"Oh, Deno ya?"
"Iya. Dia emang suka usil. Tapi dia baik, kok!" jawab Irfani.
"Ni! Ini minuman yang kamu pesan," Irfan memberikan segelas minuman pada Irfani.
"Ok. Thank you, Irfan." jawab Irfani seraya mengambil minuman dari tangan Irfan.
"Lho, kalian kembar ya?" tanya Ira tiba-tiba.
"Hm, Ira baru sadar yaa?" jawab Irfani sedikit tertawa.
"Ya soalnya Irfan pakai kacamata. Jadi aku nggak terlalu memperhatikan."
"Hehe, kalau aku lepas kacamataku, gimana?" Irfan melepas kacamata kemudian mendekat ke arah Irfani.
"Wah! Mirip banget. Kok, bisa ya?" jawab Ira. Ia menepuk-nepuk tangannya karena kagum.
Tiba-tiba terdengar suara lonceng. Tanda pelajaran akan dimulai kembali.
"Eeh, lonceng bunyi tuh. Masuk kelas, yuk!" ajak Irfan. Mereka bertiga bergegas memasuki kelas.

--- to be continued ---

22.4.16

The Beautiful of Friendship - Chapter 1

Teng... Teng... Teng...
Terdengar bunyi lonceng, tanda dimulainya pelajaran. Siswa-siswi SMP N 7 Kendangjari berlarian memasuki ruang kelasnya masing-masing.
"Selamat pagi anak-anak," seru Bu Osa ketika memasuki kelas 1A. Beliau adalah wali murid kelas tersebut.
"Selamat pagi, Bu." balas para murid.
"Hari ini, Ibu akan memperkenalkan kalian dengan teman baru..."
"Cewe atau cowo, Bu?" seru Deno.
"Memangnya kalau cewe kenapa?" tanya Irfani pada Deno dengan nada mengejek.
"Hee... Irfani cemburu sama aku, ya?" jawab Deno.
"Ih, siapa sih yang cemburu..."
"Sudah! Sudah!" seru Bu Osa menenangkan Deno dan Irfani. "Nanti kalian bisa lihat sendiri, ya." Bu Osa berjalan menuju pintu kelas. Ia memanggil nama seseorang, kemudian kembali ke mejanya dengan diiringi seorang anak perempuan.
"Waaahhh...!" gumam Irfan saat melihat anak perempuan tersebut.
Bu Osa dan anak tersebut berdiri di depan kelas.
"Silahkan perkenalkan diri, Ira!" perintah Bu Osa.
"Baik, Bu." jawab Ira. Ia memposisikan diri dan mengambil nafas dalam-dalam berusaha menghilangkan gugupnya.
"Nama saya Fathah Alfirana Nur Ramadhani. Panggilannya Ira. Saya pindahan dari SMP N 15 Fatwa," lanjutnya.
Deno mengangkat tangan.
"Ira! Ira! Aku mau tanya, Ira ulang tahun tanggal berapa?"
"Kok, nanyanya begitu?" ucap Irfan.
"Emang kenapa? Gak boleh?" balas Deno.
"Kamu mau beri hadiah, ya?" timpal Irfani.
"Ngasih apa, tuh?" tambah Fatma.
"Kenapa, sih? Iri ya kalian semua?" jawab Deno dengan PD-nya. Alhasil seluruh kelas menyuraki Deno. Namun, Ira hanya senyum-senyum saja melihat teman-teman barunya tersebut.
"Sudah anak-anak!" seru Bu Osa memperingatkan. "Nanti tanya langsung saja pada Ira saat istirahat, ya. Ira, kamu bisa duduk di bangku belakang sana."
"Baik, Bu." Ira berjalan mendekati bangku.
"Baik anak-anak. Kita mulai pelajarannya," Bu Osa memulai pelajaran.

-to be continued-

9.3.16

[Perjalanan] Anyer ke Bogor Pakai Kereta

Okei..
Seraya kita menunggu gerhana matahari (yg belum tentu kapan selesainya) mau share ttg perjalanan yang dilalui dua hari kemarin. Perjalan yg memberikan pelajaran dan rezeki.  Huhuhuhu.

Minggu (6/3) udah jadwalnya utk pergi ke Bogor.  Ngapain?  Rencanya sih mau ngurusin beasiswa s2 di kampus dan masukin lamaran kerja. No.  Kita gak akan membicarakan hal tersebut. Tapi cara perjalanan ke sananya yg akan daku ceritakan.

Perjalanan dimulai dari sebuah rumah kecil di desa Anyer (ehh..  Lebai gak sih kata-katanye), aku berangkat pagi-pagi buat ngajar privat adiknya teman baik. Setelah selesai, daku langsung naik angkot silver menuju stasiun di Cigading yaitu Stasiun Krenceng, dan sampai sekitar jam setengah dua. Biayanya Rp5000-7000, tergantung abang angkotnya.   Terus daku beli tiket utk kereta Patas Merak seharga Rp8000 sekali jalan.  Harga ini berlaku untuk jarak jauh dan dekat.  Berangkat dari Krenceng sekitar jam 14.20. Karena gak ada kereta Patas Merak yg langsung ke Bogor, maka daku harus transit di Stasiun Duri Jakarta utk naik krl Bogor.

Sampai di Duri jam 18.30 lah. Jadinya perjalanan sekitar 4 jam, nah selama perjalanan seru banget bisa ngobrol dengan penumpang lain,  bahkan ada yg sampai ngasih tiket multi trip krl loh kepadaku. Masih banyak lagi isinya. Huhuhu.
Lumayan.

Setelah tap kartu di pintu masuk, daku penunggu kereta yg menuju Bogor.  Kereta ini dari Jatinegara awalnya. Oh iya, biaya perjalanan dari Duri ke Bogor kalau pakai tiket berjamin yaitu Rp5000, ditambah jaminan kartu Rp10000. Jadi kita mesti bayar Rp15000 di loket. Okeiii??!!

Okeh. Kereta datang dan daku mulai naik krl jurusan Bogor. Dari Duri sampai Bogor butuh waktu sekitar dua jam. Jadi sampai Stasiun Bogor kira-kira jam 20.30 lah yaa..

Gak ada kejadian seru apa-apa sih, cuma agak susah aja tapping di pintu keluar.  Hehehehe.

Karena daku hendak menuju kampus IPB Dramaga,  daku mesti naik dua angkot lagi,  yaitu angkot yg menuju Terminal Laladon (angkot 02 dan 03 warna hijau dan cat kuning bagian bawahnya) di seberang stasiun.  Jadi mesti nyebrang lewat jembatan penyebrangan yaa.. Biaya angkot dari Stasiun Bogor ke Terminal Laladon adalah Rp3000-Rp4000, tergantung angkotnya.  Hehehehe.

Sampaj di terminal Laladon, akan banyak angkot biru, cari yg jurusannya Kampus Dalam utk menuju kampus IPB Dramaga. Biayanya Rp4000.
Jadi kalau di ringkas kira-kira begini ya:
Anyer-Stasiun Krenceng-Stasiun Duri-Stasiun Bogor-Laladon-Kampus IPB Dramaga
Untuk biaya:
5000+8000+5000+3000+4000=25000 sekali jalan.

Dan rute ini bisa dilakukan utk perjalanan pulang.
Btw,  patas Merak melintas di Duri jam 14.14 yah. Kereta paginya ada sih,  cuma krn belum pernah naik,  aku belun bisa pastiin waktunya.  Hehehe. Nanti deh di postingan selanjutnya yooo..

Okeh.  Sekian dulu utk hari ini.
Free comment loh.  Hehehe

7.3.16

TUJUHTIGASATUENAM-postingan pertama di umur 23

Sejujurnya, aku masih bingung bagaimana mengaitkan tema 'ketulusan' dengan genre blog aku ini. (curhat dikit ttg tema yang diberikan ^_^)
Awalnya aku pikir untuk membuka-buka  catatan harian supaya bisa dapat cerita yang ada kaitannya sama ketulusan, tapi masalahnya lagi gak di rumah toh. Ana lagi di Bogor, jalan-jalan.. Wehehehe.. Bukan jalan-jalan juga sih, Cuma lagi ada sesautau urusan aja di kampus.
Yap, kembali ke tema...
Nah, setelah di pikir-pikir, sepertinya kejadian hari ni cukup menyinggung-nyinggung ketulusan. Kira-kira ya, ini dari perspektif daku loh. Hahahaha
Jadi, tulisan kali ini mungkin menceritakan kejadian hari ini yah.

Okeh. Cekidot...

Jadi, kenapa ana ke Bogor?
Beberapa minggu yang lalu ana dapat informasi dari wa grup kelas, kalau ada beasiswa S2 namanya OKAZAKI KAHEITA SCHOLARSHIP, beasiswa ke  Jepang. Nah, tertariklah ana. Krn, memang ada cita-cita untuk melanjutkan S2, dan lumayan kan program beasiswanya.
Makanya hari ini ana ke kampus Cuma buat tanya-tanya ttg beasiswa itu. Gak juga sih, mau masukin lamaran kerja juga sebenernya.. Aduh lah ini yang mana yang bener.. Hahahaha

Ok lanjut...
Trus ketulusannya dimana?
Masalahnya dimulai saat bapake gak ngizinin untuk kuliah S2. pertama tuh.
Yang kedua, aturan dari beasiswa tersebut bahwa applicant mesti mengambil jurusan yang sama dengan S1. nah, secara jurusan S1 ana adalah jurusan kesasar. Hohohohoho
Ketiga, belum meluruskan niat menuntut ilmu nih. Soalnya pengen S2 bukan karena utk menimba ilmu, tapi untuk jalan-jalan ke luar negeri. (aish.. Tak betul yah ^_^)
Keempat, ana gugling kalau ternyata gak semua perusahaan mau menerima org bertitel tinggi. Perusahaan lebih suka yang berpengalaman daripada titel. Jadi, belum tentu punya gelar S2 bisa langsung dapet kerjaan. Katanya, perusahaan lebih suka menyekolahkan pegawai-pegawainya daripada harus menerima lulusan tinggi tapi gak punya pengalaman.

Selain itu juga mengingat masalah finansial yang sedang di alami keluarga, rasanya terlalu egois kalau ana harus maksa keinginan untuk lanjut S2. Lebih baik mencari pekerjaan (kalau bisa sih membuat pekerjaan, hehehe) supaya hasilnya dapat membantu finansial keluarga.
Secara, eike anak pertama dan masih punya dua adik yang kuliah dan sekolah.. Hohoho

Jadi, dengan berusaha ikhlas dan menghilangkan penasaran, dan berusaha tulus, ana melerakan beasiswa tersebut untuk diberikan kepada orang lain.. (ke-pd-an nih, daftar aja belum, apalagi dapet, hahaha). Nanti aja lah sekolah S2nya. Pas udah dapat kerja, jadi bisa ambil S2 sesuai pekerjaan saat itu. Ya nggak???

Nah, itu termasuk tulus gak yah? Rasanya aneh kalau bilang tulus tapi diceritakan. Hahahaha.

Semoga dengan adanya pengalaman ini, dapat menjadi pelajaran bagi teman-teman semua yang membutuhkan. Aamiin.

Jangan lupa kunjungin toko aku ya di http://atricollection.blogspot.com, dan instagram @atricollection


Terimakasih. Jane!

29.2.16

GAK SEMUA SUKA PANGGILAN "GAN"

Sebelumnya mau minta maaf dulu, takutnya tulisan ini menyindir pihak-pihak tertentu. Tapi sebenarnya sih gak bermaksud begitu. Soalnya kan blog ini membagika rahasia2 Atri (gue) jadi pengalaman yang gue rasakan bisa jadi tertulis di blog gue. So siap2 aja ya temen-temen gue. Hahahahaha. Nah kalau sekarang gue mau cerita dulu nih ttg grup wa yg baru banget gue masukin. Nah gue kan ikutan suatu grup gitu ya, yah semacam komunitas laahh. Adalah sekitar satu minggu udah masuk, gue kira tuh komunitas udah lama banget. Ternyata gak juga, komunitas tsbt baru banget dibuat malah. Masih nyusun2 hirarki justru. So belum ada program2nya gitu. Admin dari komunitas ini masih nyari2 pj2 dll, yah biasa sang admin buat pengumuman di grup utk mencari sukarelawan, tapi gue kagak mau ah. Mau jadi peserta aja. Hahahaha. Soalnya takutnye gak kepegang. Kan nti mengecewakan tuh. Huhuhu. Yah. Jadi sampai saat ini isi grupnya paling2 obrolan santai dan promosi alamat blog masing2 anggota. Cuma ya gue ambil aja yg bermanfaat. Nah, sampai puncaknya, ehmm... Ada yg chat pakai sapaan "GAN". Gue sih slow aja, secara gue suka belanja olshop, gue kadang manggil dan di panggil "GAN". Padahal gue cewe, mestinyakan "SIS" gitu yee.. hehehehe. Nah, ternyata reaksi admin gak seperti yg kita kira. Admin langsung chat kalau "DIA GAK SUKA SAPAAN GAN". Langsung seru banget satu grup. Katanya sig sapaan "GAN" itu kurang bagus. Well, gue gak ngerti hal apa yg mendasari hal tsbt, tapi ya mungkin itu keyakinan admin aja. Beliau beralasan kurang bagus atau apalah. Mungki hal tersebut bisa aja diterima sama anggota grup sih, cuma mungki cara menyampaikannya itu yg kurang tepat. Tambah rame lah satu grup. Hahahaha. Gue? Gue mah baca aja, ngapain ikut2an. Sampai akhirnya sang admi buat peraturan supaya jangan pakai sapaan "GAN" lagi. Hihihi. Tapi kalau "SIS", "GENGS", "GUYS" boleh gak ya? Masih menjadi misteri saudara-saudara (^_^) Yo wislah. Sekian dulu. Tinggalin komen ya. Terutama yang merasa punya pengalaman yang sama. Hehehehhe