Cute Brown Spinning Flower

9.3.16

[Perjalanan] Anyer ke Bogor Pakai Kereta

Okei..
Seraya kita menunggu gerhana matahari (yg belum tentu kapan selesainya) mau share ttg perjalanan yang dilalui dua hari kemarin. Perjalan yg memberikan pelajaran dan rezeki.  Huhuhuhu.

Minggu (6/3) udah jadwalnya utk pergi ke Bogor.  Ngapain?  Rencanya sih mau ngurusin beasiswa s2 di kampus dan masukin lamaran kerja. No.  Kita gak akan membicarakan hal tersebut. Tapi cara perjalanan ke sananya yg akan daku ceritakan.

Perjalanan dimulai dari sebuah rumah kecil di desa Anyer (ehh..  Lebai gak sih kata-katanye), aku berangkat pagi-pagi buat ngajar privat adiknya teman baik. Setelah selesai, daku langsung naik angkot silver menuju stasiun di Cigading yaitu Stasiun Krenceng, dan sampai sekitar jam setengah dua. Biayanya Rp5000-7000, tergantung abang angkotnya.   Terus daku beli tiket utk kereta Patas Merak seharga Rp8000 sekali jalan.  Harga ini berlaku untuk jarak jauh dan dekat.  Berangkat dari Krenceng sekitar jam 14.20. Karena gak ada kereta Patas Merak yg langsung ke Bogor, maka daku harus transit di Stasiun Duri Jakarta utk naik krl Bogor.

Sampai di Duri jam 18.30 lah. Jadinya perjalanan sekitar 4 jam, nah selama perjalanan seru banget bisa ngobrol dengan penumpang lain,  bahkan ada yg sampai ngasih tiket multi trip krl loh kepadaku. Masih banyak lagi isinya. Huhuhu.
Lumayan.

Setelah tap kartu di pintu masuk, daku penunggu kereta yg menuju Bogor.  Kereta ini dari Jatinegara awalnya. Oh iya, biaya perjalanan dari Duri ke Bogor kalau pakai tiket berjamin yaitu Rp5000, ditambah jaminan kartu Rp10000. Jadi kita mesti bayar Rp15000 di loket. Okeiii??!!

Okeh. Kereta datang dan daku mulai naik krl jurusan Bogor. Dari Duri sampai Bogor butuh waktu sekitar dua jam. Jadi sampai Stasiun Bogor kira-kira jam 20.30 lah yaa..

Gak ada kejadian seru apa-apa sih, cuma agak susah aja tapping di pintu keluar.  Hehehehe.

Karena daku hendak menuju kampus IPB Dramaga,  daku mesti naik dua angkot lagi,  yaitu angkot yg menuju Terminal Laladon (angkot 02 dan 03 warna hijau dan cat kuning bagian bawahnya) di seberang stasiun.  Jadi mesti nyebrang lewat jembatan penyebrangan yaa.. Biaya angkot dari Stasiun Bogor ke Terminal Laladon adalah Rp3000-Rp4000, tergantung angkotnya.  Hehehehe.

Sampaj di terminal Laladon, akan banyak angkot biru, cari yg jurusannya Kampus Dalam utk menuju kampus IPB Dramaga. Biayanya Rp4000.
Jadi kalau di ringkas kira-kira begini ya:
Anyer-Stasiun Krenceng-Stasiun Duri-Stasiun Bogor-Laladon-Kampus IPB Dramaga
Untuk biaya:
5000+8000+5000+3000+4000=25000 sekali jalan.

Dan rute ini bisa dilakukan utk perjalanan pulang.
Btw,  patas Merak melintas di Duri jam 14.14 yah. Kereta paginya ada sih,  cuma krn belum pernah naik,  aku belun bisa pastiin waktunya.  Hehehe. Nanti deh di postingan selanjutnya yooo..

Okeh.  Sekian dulu utk hari ini.
Free comment loh.  Hehehe

7.3.16

TUJUHTIGASATUENAM-postingan pertama di umur 23

Sejujurnya, aku masih bingung bagaimana mengaitkan tema 'ketulusan' dengan genre blog aku ini. (curhat dikit ttg tema yang diberikan ^_^)
Awalnya aku pikir untuk membuka-buka  catatan harian supaya bisa dapat cerita yang ada kaitannya sama ketulusan, tapi masalahnya lagi gak di rumah toh. Ana lagi di Bogor, jalan-jalan.. Wehehehe.. Bukan jalan-jalan juga sih, Cuma lagi ada sesautau urusan aja di kampus.
Yap, kembali ke tema...
Nah, setelah di pikir-pikir, sepertinya kejadian hari ni cukup menyinggung-nyinggung ketulusan. Kira-kira ya, ini dari perspektif daku loh. Hahahaha
Jadi, tulisan kali ini mungkin menceritakan kejadian hari ini yah.

Okeh. Cekidot...

Jadi, kenapa ana ke Bogor?
Beberapa minggu yang lalu ana dapat informasi dari wa grup kelas, kalau ada beasiswa S2 namanya OKAZAKI KAHEITA SCHOLARSHIP, beasiswa ke  Jepang. Nah, tertariklah ana. Krn, memang ada cita-cita untuk melanjutkan S2, dan lumayan kan program beasiswanya.
Makanya hari ini ana ke kampus Cuma buat tanya-tanya ttg beasiswa itu. Gak juga sih, mau masukin lamaran kerja juga sebenernya.. Aduh lah ini yang mana yang bener.. Hahahaha

Ok lanjut...
Trus ketulusannya dimana?
Masalahnya dimulai saat bapake gak ngizinin untuk kuliah S2. pertama tuh.
Yang kedua, aturan dari beasiswa tersebut bahwa applicant mesti mengambil jurusan yang sama dengan S1. nah, secara jurusan S1 ana adalah jurusan kesasar. Hohohohoho
Ketiga, belum meluruskan niat menuntut ilmu nih. Soalnya pengen S2 bukan karena utk menimba ilmu, tapi untuk jalan-jalan ke luar negeri. (aish.. Tak betul yah ^_^)
Keempat, ana gugling kalau ternyata gak semua perusahaan mau menerima org bertitel tinggi. Perusahaan lebih suka yang berpengalaman daripada titel. Jadi, belum tentu punya gelar S2 bisa langsung dapet kerjaan. Katanya, perusahaan lebih suka menyekolahkan pegawai-pegawainya daripada harus menerima lulusan tinggi tapi gak punya pengalaman.

Selain itu juga mengingat masalah finansial yang sedang di alami keluarga, rasanya terlalu egois kalau ana harus maksa keinginan untuk lanjut S2. Lebih baik mencari pekerjaan (kalau bisa sih membuat pekerjaan, hehehe) supaya hasilnya dapat membantu finansial keluarga.
Secara, eike anak pertama dan masih punya dua adik yang kuliah dan sekolah.. Hohoho

Jadi, dengan berusaha ikhlas dan menghilangkan penasaran, dan berusaha tulus, ana melerakan beasiswa tersebut untuk diberikan kepada orang lain.. (ke-pd-an nih, daftar aja belum, apalagi dapet, hahaha). Nanti aja lah sekolah S2nya. Pas udah dapat kerja, jadi bisa ambil S2 sesuai pekerjaan saat itu. Ya nggak???

Nah, itu termasuk tulus gak yah? Rasanya aneh kalau bilang tulus tapi diceritakan. Hahahaha.

Semoga dengan adanya pengalaman ini, dapat menjadi pelajaran bagi teman-teman semua yang membutuhkan. Aamiin.

Jangan lupa kunjungin toko aku ya di http://atricollection.blogspot.com, dan instagram @atricollection


Terimakasih. Jane!