Kamis,
20 September 2012
Rekan
kerja:
1. Umi
Trimukti (G741100 )
2. Ni
Kadek (G741100 )
3. Lusia Anita (G74110019)
LAPORAN BIOFISIKA UMUM
“KELELAHAN OTOT”
ANA FITRIANA
G74110018
Asisten:
1. Ajeng Widy Roslia (G74090029)
2.
Feby Rahmawati.F (G74090032)
3.
Budi Setiadi (G74090037)
4.
Andri Hanyansyah (G74090039)
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
1. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa akan
mengalami dan mengamati fungsi kontraksi otot, dan mengamati bagaimana
temperature dan kelelahan mempengaruhi fungsi dan performansi otot.
2. Alat
dan Bahan
·
Force Sensor
CI-6746
·
Spark
·
Wadah air dingin
·
Es
3. Teori
singkat
Kelelahan otot adalah perasaan nyeri yang terdapat
pada otot dan ketidakmampuan otot untuk mempertahankan tenaga yang diperlukan
atau yang diharapkan (Afnita, ml.scribd.com). Adapun faktor-faktor yang terkait
kelelahan otot yaitu adanya penimbunan asam laktat dan habisnya cadangan
energi. Selain itu beberapa faktor lain yang mempengaruhi adalah beban kerja,
beban tambahan, kondisi kesehatan, faktor psikologis, status gizi, dan jenis
kelamin.
4. Prosedur
Percobaan
-
Mengambil Data
1. Masukkan
es ke dalam wadah air dingin, dan biarkan hingga suhu air sekitar 4 oC.
2. Genggam
atau pegang erat-erat Sensor Gaya dan tempatkan jempol anda pada bumper karet.
3. Klik
tombol start untuk memulai
mengumpulkan data.
4. Mulai
menekan Sensor gaya hingga tampilan grafik membaca 40N atau lebih besar.
5. Lanjutkan
menahan Sensor Gaya pada atau diatas 40N selama mungkin.
6. Klik
tombol stop ketika tampilan gaya mulai turun di bawah 40N.
7. Celupkan
tangan yang sama ke dalam wadah air es selama 30 detik atau lebih.
8. Ulangi
langkah 2-6.
5. Data
Tabel hubungan
waktu (s) dan gaya (N) pada suhu normal
|
|
Waktu
(s)
|
Gaya (N)
|
0
|
-14.9
|
1
|
16.4
|
2
|
28.9
|
3
|
13.3
|
4
|
28.8
|
5
|
30.6
|
6
|
32.4
|
7
|
36.2
|
8
|
35.5
|
9
|
37.9
|
10
|
38.1
|
11
|
37.3
|
12
|
39.4
|
13
|
37.7
|
14
|
38.3
|
15
|
37.3
|
16
|
39.7
|
17
|
39.2
|
18
|
37.4
|
19
|
38
|
20
|
39.6
|
21
|
37
|
22
|
37.1
|
23
|
35.4
|
24
|
36.1
|
25
|
35.7
|
26
|
35.9
|
27
|
34.6
|
28
|
34.6
|
29
|
35.3
|
30
|
32.4
|
31
|
30.7
|
32
|
28.9
|
33
|
28.7
|
34
|
27.4
|
35
|
27.6
|
36
|
31.7
|
37
|
30
|
38
|
29
|
39
|
32.7
|
40
|
31.2
|
41
|
29.1
|
42
|
26.2
|
43
|
25.2
|
44
|
22.1
|
45
|
23.6
|
46
|
21.3
|
47
|
19.2
|
48
|
15.7
|
49
|
19
|
50
|
16.3
|
51
|
14
|
52
|
13.5
|
Table hubungan waktu (s) dan gaya (N) pada suhu
es
|
|
Waktu (s)
|
Gaya (N)
|
0
|
-1.3
|
1
|
18.7
|
2
|
20.8
|
3
|
23.1
|
4
|
25.8
|
5
|
28.6
|
6
|
26.8
|
7
|
29.4
|
8
|
30.1
|
9
|
30.4
|
10
|
31.2
|
11
|
31.7
|
12
|
32.5
|
13
|
32.1
|
14
|
31.8
|
15
|
32.8
|
16
|
35.7
|
17
|
34.3
|
18
|
35.7
|
19
|
36.2
|
20
|
36.7
|
21
|
35.1
|
22
|
37.8
|
23
|
36.2
|
24
|
38.8
|
25
|
37.8
|
26
|
39
|
27
|
36.3
|
28
|
35
|
29
|
33.8
|
30
|
35.2
|
31
|
36.5
|
32
|
34.4
|
33
|
32.1
|
34
|
37
|
35
|
35.4
|
36
|
32.2
|
37
|
35.5
|
38
|
33
|
39
|
32.8
|
40
|
33.2
|
41
|
33.7
|
42
|
35.2
|
43
|
35.5
|
44
|
33.3
|
45
|
32
|
46
|
31
|
47
|
29.3
|
48
|
30.2
|
49
|
30
|
50
|
31.4
|
51
|
31.1
|
52
|
28.2
|
53
|
27.6
|
54
|
24.8
|
55
|
23.7
|
56
|
28.2
|
57
|
27.3
|
58
|
26
|
59
|
26.3
|
60
|
27.8
|
61
|
26.8
|
62
|
26.2
|
63
|
-17.7
|
64
|
-19.5
|
6.
Pengolahan Data
7. Pembahasan
Grafik memberikan keterangan bahwa uji ketahanan
yang lebih panjang dalam waktu adalah pada uji ketahan pada suhu dingin. Faktor
yang mempengaruhi perbedaan dari ketahan tersebut adalah suhu, waktu,
penumpukan asam laktat dan pengosongan ATP.
Suhu dan waktu merupakan faktor eksternal, sedangkan penumpukan asam laktat dan
pengosongan ATP merupakan faktor internal karena terjadi dalam tubuh manusia.
Es memberikan perlakuan berupa penyusutan pembuluh
darah pada otot-otot tangan. Hal tersebut menyebabkan aliran darah menurun
sehingga asupan oksigen ke otot menjadi berkurang. Kekurangan oksigen membuat
energi yang sedang dipakai oleh otot membuat energi tersebut diubah menjadi
asam laktat. Sehingga otot tangan cepat mengalami kelelahan.
Reaksi fungsional merupakan mekanisme kelelahan
otot. Zukhruful (2012), mengatakan bahwa konsep kelelahan merupakan reaksi
fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri yang dipengaruhi oleh dua
sistem penghambat (inhibisi dan sistem penggerak/aktivasi).
Grafik diatas menunjukan bahwa uji ketahanan yang
paling panjang terhadap waktu adalah saat otot berada pada suhu dingin. Gaya
yang dihasilkan cenderung bernilai konstan. Tetapi untuk besar usaha yang
dikeluarkan, otot bersuhu normal memiliki nilai gaya paling tinggi. Namun,
terdapat penurunan secara drastis saat otot mulai mengalami kelelahan.
Penurunan tersebut ditunjukan oleh grafik dengan garis yang memiliki kemiringan
curam.
Menurut (Ari_Ariel_896,
2011) kelelahan otot adalah suatu
keadaan otot, dimana otot tidak dapat berkontraksi secara cepat dan kuat atau
bahkan tidak dapat berkontraksi sama sekali. Kelelahan otot biasanya terjadi
pada seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang padat setiap harinya.
Kelelahan otot juga berguna sebagai tanda bahaya, bahwa otot tidak dapat
menerima perintah untuk berkontraksi. Selain itu, kelelahan otot juga memberi sinyal
bagi tubuh kita agar beristirahat sejenak untuk mengembalikan keadaan otot
setelah terjadi kontraksi yang cukuplama. Kelelahan otot dapat
ditandai dengan perasaan nyeri dan tremor yang terdapat pada otot. Kelelahan
otot terjadi karena otot terus menerus berkontraksi. Pada akhirnya otot akan
mengalami kejang atau yang biasa kita sebut sebagai kram (Fiktor:69).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelelahan otot menurut (Nanda, 2010) terkait dengan penumpukan
asam laktat dan pengosongan ATP. Penumpukan asam laktat terjadi karena otot
kekurangan oksigen. Penumpukan tersebut dapat mengurangi kapasitas kerja otot
sehingga timbul kelelahan. Menurut (Ari_Ariel_896, 2011), akumulasi asam laktat akan menumpuk
di otot dan di pembuluh darah. Menyebabkan konsentrasi
H+ meningkat dan pH menurun. Ion H+ menghalangi proses eksitasi, yaitu menurunnya
Ca2+ yang dikeluarkan dari
retikulum sarkoplasmik. Io n H+ juga mengganggu kapasitas mengikat Ca2+
oleh troponin. Ion H+ juga
akan menghambat kegiatan fosfo-fruktokinase. Pengosongan
ATP terjadi akibat pengosongan fosfagen intraselular dan juga peningkatan H+.
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi kelelahan otot yaitu suhu, waktu dan
aktivitas. . Suhu mempengaruhi aliran darah. Seperti dikutip dari (Ari_Ariel_896,
2011) bahwa suhu yang rendah akan memperkecil pembuluh darah sehingga aliran
darah akan menurun. Hal ini menyebabkan berkurangnya asupan energi pada otot
sehingga otot menggunakan cadangan energi. Namun, karena cadangan energi
tersebut terus-menerus diolah, maka seiring berjalannya waktu akan menipis dan
otot mengalami kelelahan dengan cepat. Waktu mempengaruhi banyaknya energi yang
digunakan oleh otot. Semakin lama otot bekerja maka energi yang digunakan
semakin banyak sehingga perlahan-lahan akan menipis dan menurunkan daya kerja
otot, maka otot akan lelah. Sedangakan (Nanda, 2010) menyatakan bahwa aktivitas yang berintensitas tinggi
lebih cepat menimbulkan kelelahan sehingga kelelahan otot membatasi kinerja
otot.
8. Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa temperatur atau suhu serta kelelahan mempengaruhi fungsi dan
perfomansi otot. Terbukti pada grafik, bahwa otot yang lelah akan memiliki
performansi rendah sehingga gaya yang dihasilkan awalnya bernilai tinggi akan
menurun secara drastis. Begitupun suhu, ketika suhu otot rendah, maka gaya yang
dihasilkan akan cenderung konstan walau memiliki jangka waktu yang panjang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ferdinand,
Fiktor & Moekti Ariwibowo. Praktis
Belajar Biologi. Visindo.
Ari_Ariel_896,
2011, Kelelahan Otot.
http://www.scribd.com/doc/51271235/Kelelahan, pada 26 September 2012.
Afnita,
Nanda. 2010. Kelelahan Otot.
http://www.scribd.com/doc/45743215/Kelelahan-Otot , pada 26 September 2012.
Muzakkie,
Zukhruful. 2012. http://www.scribd.com/doc/94188794/z, pada 26 September 2012.
0 komen:
Posting Komentar