Cute Brown Spinning Flower

15.5.20

Radar on The GT (Ghost Town) - Chapter 2

Sumber: https://www.pexels.com/

Dazaki menghubungiku dengan handphone-nya.
“Tapi…,” gumamku agak ragu.
“Ikut aja yuk, Lo! Hitung-hitung liburan, kan?” bujuk Dazaki. Tapi tidak segera ku-iyakan. “Ancient udah ajak Welvy, tuh. Pacarnya ikut juga lhaaa!” lanjutnya lagi.
“Welvy ikutan?” tanyaku.
“Iya. Dia fix ikut,” jawab Dazaki.
“Aku tanya Bunda dulu, ya. Nanti aku kabari.”
“Kabarin ya! Awas kalau nggak ngabarin!” ancam Dazaki seraya setengah bercanda.
“Haha… Iya, pasti ngabarin, kok,” jawabku sambil menutup telepon.
*******

Hari perjalanan pun tiba. Akhirnya aku putuskan untuk mengikuti perjalanan ini. Kak Arie dan Kak Aldy yang memegang komando, aku dan teman-teman tinggal mengikutinya saja. Hingga akhirnya, peta petunjuk jalan yang digunakan Kak Arie berhasil mengarahkan kami menuju pintu masuk hutan lebat. Hanya sebuah jalan setapak dengan gapura kecil di sisi-sisinya.
Aku menengadah, mamandangi pohon-pohon tinggi yang sudah menyambut kami di pintu masuk. Setelah Kak Arie memastikan bahwa lokasi ini sesuai dengan peta, ia menginstruksikan untuk masuk ke dalam hutan. Aku mulai melangkahkan kakiku, tapi kuhentikan lagi karena Ancient masih belum berjalan.
“An! Ada apa?” tanyaku pada Ancient.
“Ah! Nggak ada apa-apa,” jawab Ancient yang sedikit terkejut. Ia melangkah berjalan meninggalkanku dan aku pun menyusul dibelakangnya.
“Arlo! Aku jalannya bareng kamu, ya.” Welvy tiba-tiba menggandeng tanganku.
“Iya, Vy!”
Lokasi yang akan kita tuju bernama Desa GT atau Desa Djithi, adanya di pedalaman hutan yang sedang kami lewati ini. Di sana hidup berbagai macam suku. Kak Arie tertarik dengan cara hidup suku-suku tersebut. Bahkan ada rumor bahwa desa tersebut dijaga oleh roh jahat agar aman dari dunia luar. Tetapi, karena hanya rumor, Kak Arie tidak terlalu memikirkan hal tersebut.

-bersambung-

0 komen:

Posting Komentar