Cute Brown Spinning Flower

3.3.17

RADAR BAND – CHAPTER 12

image by Google
“Nah, nanti X-nya diganti sama dua. Terus dapat deh, hasilnya.” Ancient menyoret-nyoret buku tulisnya saat menerangkan salah satu soal matematika yang ditanyakan Dazaki.
“Oke! Gue ngerti,” balas Dazaki. Ia mencoba mengerjakan soal tersebut sendiri.
“Za! Emang nggak capek ya belajar terus?” tanya Ancient seraya memperhatikan Dazaki yang begitu semangat.
“Nggak juga, sih.” jawab Dazaki. Pandangannya tak ia lepaskan dari soal di bukunya.
Ancient hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban Dazaki. Ia bersyukur kemampuannya masih berguna untuk orang lain.
“Eh! Udah liat pengumuman festival band?” tanya Ancient lagi. Dazaki mengangkat kepalanya.
“Belum. Tadi gue langsung ke perpustakaan,” jawab Dazaki menggelengkan kepala.
Tak lama setelah itu, Arlo dkk memasuki perpustakaan. Mereka menengok sekeliling perpustakaan untuk menemukan Dazaki dan Ancient. Pencarian terhenti saat matamereka berhasil menangkap dua sosok yang duduk di bangku dekat jendela belakang. Tanpa banyak berseuara, mereka mendekati sosok itu.
“Rajin banget, sih!” komentar Raja saat tiba di meja Ancient dan Dazaki.
“Ssstt! Jangan berisik!” balas Ancient. Ia menyimpan telunjuk di bibirnya. Raja membalas dengan melakukan hal yang sama.
“Udah selesai?” tanya Arlo. Ia menarik bangku untuk duduknya.
“Iya,” jawab Dazaki.
“Hallo, An!” Welvy muncul dari belakang Arlo.
“Hallo juga. Eh! Kok bisa bareng Arlo, Reky, Raja?” tanyanya.
“Ketemu di Paramedia,” jawab Arola.
Sahra menganggukan kepala mendukung pernyataan Arola.
“Jadi, gimana? Kita masuk final?” tanya Ancient pada Arlo.
“Masuk final, dong!” ujar Raja menjawab pertanyaan Ancient. Wajah Daaki dan Ancient langsung sumringah.
“Jadi, sekarang harus kita bicarakan nih langkah selanjutnya. Kalian sudah selesai, kan belajarnya? Kita ngobrol di luar aja, gimana?” ucap Arlo.
Mereka keluar dari  perpustakaan dan menuju kantin. Setelah duduk melingkari salah satu meja kantin, Arlo memulai rapat dadakan itu. Topik pembicaraannya tak lain adalah mengenai persiapan untuk final festival band nanti. Mulai dari pilihan lagu hingga jadwal latihan.
“Kalian kalau latihan dimana?” tanya Welvy tiba-tiba.
“Kita boleh ikut nggak?” tambah Arola.
“Janji nggak akan ganggu deh,” tambah Sahra.
“Nanti ngapain di sana?” tanya Raja.
Welvy memutar otaknya untuk mencari alasan agar motifnya untuk mendekati Arlo tidak ketahuan. Ia mengernyitkan dahi seraya melirik Arola dan Sahra, berharap mereka membantu untuk mencari alasan. Tapi, sepertinya mereka pun kebingungan. Kemudian Welvy menengok ke arah Ancient yang menatapnya ingin tahu.
“Itu lho, kita... mau temani Ancient,” jawab Welvy. Semua mata menatap ada Ancient.
“Gue?” Ancient kebingungan.
“Iya, kan An? Kan lo pernah minta kita buat temani lo pas latihan band?” ujar Welvy lagi. Ia mengedip-ngedipkan matanya pada Ancient. Ancient langsung mengerti maksud Welvy.
“Ooohh..., iya. Gue bilang begitu pas di kelas tadi pagi. Nggak apa-apa kan, ya?” ucap Ancient.
“Nggak apa-apa, sih.” jawab Arlo.
“Yeay! Thanks ya, Arlo.” Welvy berseru riang. Ia menarik tangan Arlo. Arlo hanya bisa tersenyum membalasnya.
“Tapi, jangan ganggu lho, ya!” ujar Raja.
“Tenang! Tenang! Nggak bakal ngeganggu kok. Kalian latihan dimana?”
“Zarie Studio. Tau, kan?”


-to be continued-

0 komen:

Posting Komentar