Cute Brown Spinning Flower

18.6.16

The Beautiful of Friendship - Chapter 24

Wuah!
Long time nggak posting. Berapa hari ya...
Maaf ya reader, kemarin-kemarin writer lagi freakin' in self gitu. Hehehe..
So, hari ini langsung keluar dua chapter deh sebagai permintaan maaf writer 😋😋😋
What? Gak cukup.
Kalau gitu, writer kasih kabar genbira deh. Writer minggu depan akan rilis cerbung kedua loh🙌🙌🙌
Judulnya...
Ups, hampir aja keceplosan.
Ditunggu ya judulnya😅😅😅
So this is it.

THE BEAUTIFUL OF FRIENDSHIP - CHAPTER 24

PRANG! PRANG! PRANG!
Berkali-kali terdengar suara piring dan gelas pecah. Suara-suara tersebut berasl dari kamar Lara. Karena kegaduhan tersebut, Boss perampok memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mengecek keadaan di kamar Lara.
“Hei! Diam!” teriak perampok itu saat telah membuka pintu kamar Lara. Tiba-tiba, dua pukulan mendarat di kepala belakang perampok tersebut. Seketika saja perampok tersebut jatuh pingsan.
“Yee, berhasil. Irfan, mana talinya? Kita ikat perampok ini!” ujar Ana yang keluar dari belakang pintu.
Setelah selesai mengikat perampok yang berhasil mereka lumpuhkan, mereka berlima keluar dari kamar Lara dengan hati-hati. Mereka berencana untuk membebaskan orang tua Lara.
“Dimana kamar ayah dan ibumu?” tanya Ira.
“Di sana,” jawab Lara, ia menunjuk sebuah ruangan di balik meja makan dengan pintunya sedikit terbuka. Tiba-tiba muncul dua orang perampok yang sedang mengumpulkan barang-barang. Mereka berlima segera bersembunyi di belakang sofa dan balik dinding.
Kedua perampok berjalan mendekati tempat dinding tempat persembunyian Ana dan Lara. Mereka masih asyik mengumpulkan barang-barang yang dipikirnya berharga. Saat waktunya tepat, Ana dan Lara membegal kaki kedua perampok tersebut hingga mereka jatuh tersungkur. Kesempatan ini dimanfaatkan Ira dan Irfani. Mereka memukul belakang kepala kedua perampok hingga pingsan.
“Hei, bocah! Sedang apa kalian?” seorang perampok bertubuh besar telah berdiri di belakang mereka. Ia  mengangkat tangannya dan menampar Ana hingga terlempar.
“Ana!” Ira mendekati Ana untuk memeriksa keadaannya. Untunglah Ana masih sadar.
“Selanjutnya...,”
BUGH!
Perrampok itu tiba-tiba terjatuh. Irfan muncul dari belakangnya. Rupanya ia memukul bahu perampok tersebut.
“Kalian nggak apa-apa? Ana, kamu nggak apa-apa?” tanya Irfan. Ana, Ira, Lara dan Irfani mengangguk perlahan. Mereka mengikat ketiga perampok-perampok yang berhasil mereka lumpuhkan. 

- To be continued –