Cute Brown Spinning Flower

18.9.16

RADAR BAND - Chapter 11

“Ancient!” teriak tiga anak perempuan yang menghampiri Radar Band. Mereka segera mengerumuni Ancient saat telah berada di hadapannya. Rupanya mereka adalah Welvy, Arola, dan Sahra.
“Kok, nggak bilang ke kita kalau jadi keyboardist band?” tanya Arola. Ia menarik tangan Ancient.
“Kalau tahu, kan kita nggak akan salah sangka,” ujar Sahra.
“Iya. Kita bisa ngertiin kok,” tambah Welvy.
“Iya, iya. Sorry. Kan biar surprise,” jawab Ancient.
“Maafin kita juga, ya. Karena udah katain lo yang nggak-nggak,” ujar Welvy. Ancient tersenyum mengangguk.
Tiba-tiba Raja ikut-ikutan nimbrung di tengah di tengah-tengah obrolan mereka berempat.
“Salah sangka apa, nih?”
“Mau tahu aja!” jawab mereka bertiga bersamaan. Ancient masih senyum-senyum memperhatikan tingkah ketiga temannya itu. Sementara Raja cuma garuk-garuk kepaa sambil nyengir.
“An!” panggil Arlo kemudian.
“Kita duluan, ya kalau begitu,” pamitnya. Ancient mengangguk. Tapi, tiba-tiba Welvy mendekati Arlo.
“Arlo! Kita bareng aja ke depan panggungnya. Ngomong-ngomong tadi permainan gitarnya bagus banget,” ucap Welvy seraya menarik lengan baju Arlo untuk berjalan bersama. Teman-temannya yang lain mengikuti Arlo di belakang.
“Oh ya? Thanks ya,” jawab Arlo sambil tersenyum.
“Permainan gitar Arlo memang hebat, Vy.” Reky menambahkan saat berhasil menyusul mereka berdua.
“Vokalnya Reky juga mantap abis, kok,” tambah Arola yang menyusul Reky dan berjalan di sampingnya.
Sahra yang berjalan beriringan dengan Ancient terasa kesal karena dicueki dengan kedua temannya.  Ancient mencoba menghibur Sahra.
“Raja sendirian tuh, Ra,”ujarnya.
“Maksud lo apa, Ancient?”balas Sahra bertambah kesal. Ia melipat kedua tangannya di dada.
“Permisi, sebentar!” Dazaki memotong obrolan Sahra dan Ancient.
“An! Nanti ajarin gue matematika yang kemarin, ya. Masih ada yang belum gue mengerti,” tambahnya. Kemudian Dazaki dan Ancient mulai asyik mengobrol tentang matematika. Sahra semakin kesal karena dicueki Ancient.
“Kok, manyun? Dicuekin, ya?” tanya Raja. Ia mendekati Sahra.
“Nggak uda hubungannya sama lo kali. Ngapain lagi ngedeketin?” balas Sahra.
“Tadi gimana penampilan gue di panggung? Keren, kan keren?”
“Keren, sih. tapi masih kerena Kak Levy tau.”
“Gak usah muji deh, kalau gitu.”
“Terserah gue, dong. Sirik aja, lo!”
*******************
Senin, saat jam istirahat. Arlo, Reky, dan Raja berjalan menuju Para Media untuk melihat pengumuman peserta final Festival Band.
“Kira-kira, kita masuk final nggak, ya?” gumam Arlo.
“Kalau Logo Band pasti masuk. Soalnya kemarin mereka bawain lagunya nyentuh banget,” jawab Raja.
“Ancient dan Dazaki mana?” tanya Reky.
“Mereka ke perpustakaan. Biasanya. Belajar matematika,” jawab Raja lagi.
“Matematika lagi...,” keluh Reky.
Tiba-tiba dari hadapan mereka datang Welvy, Arola, dan Sahra. Mereka berlari-lari mendekat.
“Arlo! Selamat ya! Radar Band masuk final, lho.” Welvy menyalami Arlo.
“Oh, ya?”
“Iya, Lo.” Arola menguatkan.
“Kita udah lihat pengumumannya di Para Media,” tambah Sahra.
“Kita baru mau ke sana,” timpal Reky.
“Ya, udah. Ayo ke Para Media!” ajak Welvy. Ia menarik lengan Arlo agar berjalan berdampingan dengannya ke Para Media, yang lain mengikuti di belakang.
“Wo, Woi! Tungguin gue!” seru Raja yang tertinggal di belakang.
Tak lama kemudian, mereka sampai di hadapan Para Media. Welvy menunjuk sebuah lembaran yang berjudul Peserta Final Festival Band pada salah satu baris dari daftar peserta.
“Ada, kan?” ujarnya. Arlo tersenyum senang.
“Coba kita lihat syarat di Final nanti apaan, ya?” Raja menunjuk baris tulisan yang berada di bawah daftar tersebut.
“Dipersilahkan kepada masing-masing Band untuk membawakan lagu dalam negeri unggulannya,” sambung Raja, membaca tulisan tersebut.
“Hehe, lagunya boleh apa pun dong,” komentar Reky.
“Berapa lagu, Ja?” tanya Arlo.
“Dua lagu,” jawab Raja.
“Nanti kalian mau bawakan lagu apa?” tanya Arola.
“Hmm, kita ke perspustakaan dulu, deh,” usul Arlo. Ia memutar tubuhnya.
“Ngapain ke perpustakaan? Mau nyari buku kumpulan lagu?” tanya Raja setengah bercanda.
“Kan, Ancient dan dazaki ada di sana. Kita rundingkan bareng-bareng,” jawab Arlo.
“Oh, iya. Gue lupa,” balas Raja. Kemudian mereka semua berjalan menuju perpustakaan.
-to be continued-

0 komen:

Posting Komentar