Cute Brown Spinning Flower

12.8.16

RADAR BAND - Chapter 10


Sumber: youtube.com

Para personel Radar Band masih mengecek sound. Sampai akhirnya Reky berinisiatif untuk berbicara untuk menghapus keheningan.
“Cek! Cek!” ujar Reky, mencoba mendengarkan suranya yang keluar dari sound. Setelah yakin microphone yang ia gunakan menyala, Reky mulai berjalan ke depan panggung.
“Oke teman-teman! Selamat siang semuanya. Masih semangat?” ucap Reky menarik perhatian.
“YAAAA!” teriak penonton yang didominasi suara anak perempuan. Reky sering tampil bermain akustik bersama Arlo saat pentas seni, sehingga banyak siswa yang sudah mengenalnya. Bahkan ada sekelompok anak perempuan yang berteriak-teriak memanggil. Reky membalas panggilan itu dengan melambaikan tangan pada mereka.
“Kali ini, gue akan perkenalkan rekan se-band gue. Ada Raja di Bass. Dazaki penabuh Drumm. Ancient dengan Keyboardnya, dan Arlo di Gitar. Terakhir, gue Reky,Vocalist,” ujarnya. Ia menunjuk teman-temannya satu persatu. Saat itu, mereka telah selesai mengecek sound. Arlo mengangguk pada Reky untuk memberikan aba-aba dimulainya lagu pertama mereka.
“Kita akan membawakan lagu yang akan buat kalian enjoy. Langsung mulai?” teriak Reky lagi. Para penonton kembali bersorak ramai.
“Musik!”
Suara musik dari gitar, drumm, bass, dan keyboard yang dimainkan Arlo, Dazaki, Raja dan Ancient begitu teratur dan dinamis. Alunan yang membuat para pendengarnya mengikuti nada pada tiap liriknya. Itulah gambaran lagu Bayang Semu dari Ungu yang dibawakan Radar Band.
********************
Sorak sorai penontong mengiringi berkahirnya lagu ertama yang dibawakan Radar Band. Tak berlama-lama, Reky langsung mencuri perhatian dan mengumumkan lagu berikutnya.
“Langsung saja, lagu kedua Radar Band: Musnah,” ucapnya. Tangannya diangkat ke atas menghitung sampai tiga, sebagai aba-aba bagi untuk teman-temannya dalam memulai melodi.
Bukan... maksud hatiku
Kejutkan dirimu... di depan mataku
Tapiku tak bisa lupakan
Saat dirimu membuatku
Diriku terhina...
Memasuki reff dari lagu, Reky melompat-lomat seraya mengajak penonton ikut dalam iramanya. Tanpa pikir panjang lagi, seluruh penonton berdiri dan beriringan mengikuti lompatan Reky. Mereka semua mengikuti Reky bernyanyi.
“Oh My God! Radar lebih seru daripada Logo Band. Iya, kan?” tanya Welvy setengah berteriak pada Arola dan Sahra.
“Iya, bene banget!” jawab Sahra.
“Setuju! Setuju!” balas Arola.
Mereka bertiga kembali tenggelam bersama penonton lainnya. Menggoyang-goyangkan kaki dan bertepuk tangan mengiri musik Radar Band hingga akhir.
“Wow! Wow! Wow!” teriak MC Girie setelah lagu kedua berhenti.
“Tepuk tangan lagi dong untuk Radar Band!” MC Oby mengikuti pujian dari MC Girie. Reky melambai-lambaikan tangan dan membungkukan tubuhnya saat penonton kembali bersorak untuk Radar band.
“Capek ya?” tanya MC Girie saat mendekati Reky.
“Nggak juga, sih,” jawab Reky masih terengah-engah seraya tersenyum-senyum. Teman-temannya mulai menyimpan gitar dan bass serta merapikan alat musik lain yang habis digunakan. Mereka bersiap-siap untuk meninggalkan panggung.
“Untuk Radar Band, nanti dulu dong turunnya. Kita ngobrol-ngobrol dulu,” cegah MC Oby, mereka kembali berjalan menuju tengah panggung.
“Ngobrol apa, nih?” ucap Reky dengan mic-nya.
“Kita semua kan tahu ya kalau Radar Band itu band baru. Kenapa, sih kok namanya Radar Band?” tanya MC Girie memulai percakapan.
“Hm. Pertanyaan yang sulit. Mungkin bisa dijawab langsung oleh pendirinya,” jawab Reky. ia menunjuk Arlo.
“Eh? Gue?” tanya Arlo terkejut. Reky menariknya sedikit lebih maju. Ia memberikan mic-nya pada Arlo.
“Eee, jadi... Eh, tadi tanya apa ya?” Arlo gugup saat mulai berbicara dengan mic. Selama tampil di Pentas Seni, ia hanya memainkan gitar untuk mengiringi suara Reky.
“Itu loh, kak. Kenapa namanya bisa Radar Band? Mungkin bisa diceritakan alasannya!” MC Oby mengulangi pertanyaan.
“Nggak ada alasan apa-aa, sih sebenarnya. Cuma, kebetulan, kalau nama kita disatukan, bisa disingkat jadi ‘radar’, gitu,” jawab Arlo.
“Nama siapa yan disatukan?” tanya MC Girie.
“Kita berlima,” jawab Arlo lagi seraya menunjuk teman-temannya.
“Oh, iya kah? Kita coba absen satu-satu deh! Radar = R, A, D, A, R. R itu Reky. A itu Arlo. D-nya Dazaki. A lagi untuk Ancient. R yang terkahir untuk Raja,” ujar MC Girie.
“Wah! Benar, kak. Pas banget. Keren, ya teman-teman?” MC Oby mengajak penonton bertepuk tangan.
“Oke kalau gitu, sekali lagi tepuk tangan untuk Radar Band!” teriak MC Girie. Ia mempersilahkan Arlo dkk untuk keluar panggung. Kemudian ia dan Oby memanggil siswa-siswi ekstrakulikuler seni untuk mengisi acara selanjutnya.
Sementara itu Radar Band menjauh dengan melewati lorong di belakang panggung. Mereka masih membahas penampilan tadi. Mereka memuji reky yang berhasil membawa penonton ikut menikmati lagu dari awal hingga akhir. Tiba-tiba dari hadapan mereka muncul tiga orang anak perempuan.

-to be continued-


0 komen:

Posting Komentar