Cute Brown Spinning Flower

16.6.16

The Beautiful of Friendship - Chapter 22

Saat tiba di rumah Ana, Ira langsung menceritakan apa yang didengarnya.
"Perampokan di rumah Lara?" tanya Ana.
"Iya, siang nanti. Gimana, dong? Kita lapor polisi?" ujar Ira.
"Jangan! Jangan! Masih belum pasti dia beraksinya siang hari ini atau hari yang lain."
"Terus kita mesti gimana?"
"Kalau kita periksa rumahnya saja, gimana? Kamu tahu rumahnya?"
Ira menggeleng.
"Tapi, mungkin Irfani tau."
Ira segera menelepon Irfani. Ia menjelaskan dengan singkat mengapa mereka ingin berkunjung ke rumah Lara. Irfani setuju. Ia dan Irfan akan menunggu Ira dan Ana di pertigaan tempat mereka berpisah saat pulang sekolah bersama kemarin.
Ira dan Ana menuju pertigaan secepat mungkin. Di sana sudah ada Irfani dan Irfan membawa dua sepeda.
"Pakai ini! Biar cepat," ujar Irfan. Akhirnya mereka menuju rumah Lara dengan mengendarai sepeda.
"Rumah Lara berapa jauh lagi?" tanya Ira pada Irfani saat di perjalanan.
"Lima belas menit lagi kira-kira," jawab Irfani.
Ira khawatir kalau perampok-perampok itu beraksi hari ini. Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul dua belas lebih.
------
Dua puluh menit kemudian, mereka sampai di depan rumah Lara. Irfan dan Irfani menyimpan sepedanya di depan pintu pagar. Mereka mengintip-intip dari pintu pagar yang tinggi itu. Saat Irfan mendorong pintu gerbangnya, rupanya tidak terkunci.
"Pintunya terbuka. Ayo, ayo masuk!" ujar Irfan perlahan-lahan.
Mereka memasuki halaman rumah Lara. Terlihat sepi dan tenang. Mungkinkah perampok itu tidak beraksi hari ini?
"Kyaaaaa...! Tolong! Lepasin! Lepasin...," teriakan berasal dari dalam rumah.
"Itu suara Lara."

0 komen:

Posting Komentar