Cute Brown Spinning Flower

12.6.16

The Beautiful of Friendship - Chapter 18

"IRAA..!"
Tubuh Ira bergantungan. Saat ia mendongakkan kepalanya, seorang anak perempuan berhasil menangkap pergelangan tangannya.
"Bertahanlah!" ujar anak perempuan itu.
Tiba-tiba kaki anak perempuan itu terpeleset seperti halnya Ira. Maka ia pun tergelincir ke dalam jurang bersama Ira. Dengan cekatan anak perempuan itu menggapai ranting yang ada di dinding jurang dengan tangannya, sedangkan tangan yang lain tetap menggenggam pergelangan tangan Ira.
"Kamu...gak apa-apa, kan?" tanya anak perempuan itu dengan wajah yang menahan sakit.
"Iya," jawab Ira.
Di bibir jurang sudah berkumpul guru-guru dan petugas cagar alam. Siswa-siswi yang ingin melihat dijauhkan dari lokasi tersebut. Ira mendongakkan kepalanya. Ia melihat Pak Zulka menurunkan tali ke arah mereka.
"Ira! Cepat berpindah pada tali itu! Kami akan menarikmu ke atas!" ucap Pak Zulka.
Ira mengambil tali tersebut dan berpindah tempat. Ia memanjat hingga tiba di bibir jurang dengan selamat. Pak Zulka kembali menurunkan tali tersebut untuk menolong anak perempuan yang menolong Ira.
"Ana, cepat naik!" teriak Pak Zulka. Tapi anak perempuan bernama Ana itu tidak bisa memanjat sama sekali.
"Ana, ada apa?"
"Kakiku sakit sekali," jawab Ana.
"Baiklah. Akan Bapak tarik talinya. Berpegangan yang erat, ya!"
Dibantu beberapa orang guru dan petugas cagar alam, Ana akhirnya berhasil mencapai bibir jurang dengan selamat. Mereka membawa Ira dan Ana menjauhi wilayah bahaya tersebut menuju pos dimana teman-teman kelompok mereka menantinya.
Tiba-tiba ada dua orang berlari mendekati Ana. Mereka adalah Charlie dan Angel, teman sekelompoknya.
"Ana, kamu nggak apa-apa?" tanya Angel.
"Iya. Gak apa-apa, kok." Ana menjawab seraya tersenyum-senyum menahan sakit.
"Jangan senyum-senyum! Lagi kesakitan juga," balas Charlie. Ia dan Angel menuntun Ana dan membawanya menuju pos.
Ira memperhatikan percakapan mereka bertiga, terutama Ana. Ia ingin menghampiri dan mengucapkan terimakasih pada Ana karena telah menyelamatkannya. Tiba-tiba Irfani berlari, memeluk Ira.
"Ira, kamu nggak apa-apa kan?"
"Iya. Aku nggak apa-apa," Ira tertegun mendapati Irfani yang memeluknya. Ia melihat Lara menatap mereka dengan sebal.
"Irfani. Lara gimana?" tanya Ira saat melepas tangan Irfani.
"Lara jahat, Ra. Dia yang membuatmu jatuh," jawab Irfani.
"Tapi, aku kan jatuh karena terpeleset."
"Bukan. Seharusnya tanah di sana nggak licin. Tapi Lara sengaja membasahi dengan air. Aku nggak bisa mencegahnya, sampai kamu masuk ke dalam jurang. Maaf Ira...!" Irfani menangis dan kembali memeluk Ira.
Pengakuan Irfani terdengar oleh seluruh guru dan siswa-siswi lainnya. Mereka langsung menatap Lara.
"Bohong! Irfani, bohong. Irfani, kamu jangan menuduh sembarangan!" teriak Lara mencoba membela dirinya.
Bu Osa menghampiri Lara.
"Lara! Ayo ikut dengan Ibu! Kita bicarakan ini!"

- to be continued -

0 komen:

Posting Komentar