Cute Brown Spinning Flower

4.6.16

The Beautiful of Friendship - Chapter 13

Untuk Ira.
Aku minta maaf, ya Ra. Aku sama sekali nggak berniat untuk menjahatimu. Semua rencananya Lara. Ia benar-benar ingin mencelakakanmu.
Aku sudah menolaknya dari awal. Tapi, Lara mengancamku. Ia bisa melakukan apapun pada Irfani, jadi aku terpakasa mengikuti seluruh perintahnya. Kalau begini terus, Irfani akan semakin menjauhimu, Ra. Aku tidak mau dia terpengaruh oleh Lara.
Tapi, aku tak tahu harus berbuat apa. Aku sangat sulit mendekatinya sekarang. Lara selalu bersama dengannya. Karena itu aku ingin minta bantuanmu, Ra.
Bisakah besok kita bertemu?
Dari Irfan.
-------
Isi dari kertas yang diberikan Irfan pulang sekolah tadi. Ira membacanya saat malam setelah selesai mengerjakan PR. Di dalamnya terselip tiket Taman Bermain Kendangjari.
"Cie... Mau ketemuan ni ye?" seseorang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Fahmi?!"
"Hehe. Kaget, ya? Jadi, kamu mau datang atau nggak?" tanyanya kemudian.
"Hm, nggak tau juga, sih. Eh, bentar! Kamu kok bisa tahu rumahku?" Ira baru menyadari.
"Hehe. Kan aku selalu ngikutin kamu kemana pun,"
"Ha?! Siapa yang minta diikutin?! Dasar manusia setengah-setengah!" Ira melemparkan bantal dan gulingnya meskipun menembus tubuh Fahmi. Tak sengaja kertas dan tiket yang di berikan Irfan terjatuh.
"Ira...! Ada temennya datang?" suara Ibunya Ira dari luar kamar. Ira langsung tertegun dan menutup mulutnya.
"Gak ada, Bu. Aku lagi latihan drama," jawab Ira. Ibunya percaya dan kembali menuju ruang tengah.
"Makanya, jangan teriak-teriak!" Fahmi mengambil tiket taman bermain dan memberikannya pada Ira.
"Itu kan salahmu. Lho, kok kamu bisa pegang tiketnya?" Ira mengambil tiket dari tangan Fahmi.
"Hm, gak ngerti juga sih. Kadang suka begini. Jadi, kamu mau datang besok?"
Ira tak langsung menjawab. Ia menatap tiket di tangannya.
"Kalau ini jebakan lagi, gimana?" gumamnya. Tangan Ira gemetaran, bahkan matanya mulai basah.
"Kan ada aku. Nanti kuikuti dari belakang," hibur Fahmi.
Ira mengangkat kepalanya. Ia menatap wajah Fahmi yang tersenyum lebar. Ira mulai tersenyum.
"Thanks ya, Fahmi."
"Slow aja! Hahaha," Fahmi menggaruk-garuk kepalanya salting.

- to be continued -

0 komen:

Posting Komentar