Cute Brown Spinning Flower

22.5.16

The Beautiful of Friendship - chapter 8

Beberapa hari setelah kejadian kertas contekan, Ira merasakan perlakuan berbeda dari teman-teman sekelasnya. Satu persatu, mereka menjauhi Ira hingga akhirnya ia menjadi sering sendirian. Termasuk teman bermainnya dulu, Irfani dan Irfan. Irfani kini lebih sering bersama Lara dan Irfan selalu berusaha menghindar saat diajak mengobrol dengannya. Kini ia benar-benar sendirian.
"Ira! Ira! Ira!" Bu Nazar, Ibu Ira, berkali-kali memanggil nama anaknya saat sedang makan malam. Beliau bahkan menggoyang-goyang bahu Ira.
"Eh! Iya. Kenapa, Bu?" Ira sedikit terkejut saat tubuhnya terguncang.
"Ira, kenapa sayang? Kok, daritadi bengong? Makanannya juga gak dihabisin. Lagi ada masalah di sekolah?" tanya Bu Nazar, lembut. Ia mengusap-usap kepala Ira.
"Gak apa-apa, kok Bu." jawab Ira menutupi.
"Beneran nggak apa-apa?"
"Iya, Bu. Nggak apa-apa. Ibu nggak usah khawatir. Aku udah, ya Bu makannya. Masih ada PR," pamit Ira. Ia menutup sendok dan garpunya.
"Ya sudah. Belajar yang rajin, ya!"
Ira mengangguk. Ia beranjak dari meja makan dan berjalan memasuki kamarnya. Setelah mengunci pintu kamar, Ira membaringkan tubuhnya di ranjang. Air mata mulai mengalir di pipinya.
"Maaf Ibu. Ira nggak mau Ibu khawatir." gumamnya.
********
Esok hari saat istirahat sekolah, Ira berjalan sendirian menuju perpustakaan. Namun ia melihat Irfan sedang berdiri di pintu masuk perpustakaan, seperti menunggunya.
"Irfan?" panggil Ira.
Irfan menengok ke arah Ira dan menatapnya sebentar dengan wajah kebingungan. Tapi, tiba-tiba ia berlari menuju belakang sekolah.
"Eh, Irfan! Tunggu!" teriak Ira. Spontan Ira mengikuti Irfan. Langkahnya mulai melambat saat ia melihat Irfan telah berhenti berlari. Ia berjalan mendekati Irfan yang kini dihadapannya.
"Irfan, kenapa? Kok, kamu seperti sedang ada masalah?"
"Maaf." jawaban Irfan.
Tiba-tiba terdengar tepuk tangan seseorang. Lara dan Irfani muncul dari belakang Irfan, di susul Agil dan Tari dari belakang Ira. Ira langsung menyadari kalau ia dijebak oleh Lara.
"Good Irfan! Kamu memang berbakat jadi aktor," Lara menepuk-nepuk lengan Irfan.
"Lara, apa maksudnya ini?" teriak Ira.
Tapi Lara tak menjawab, ia memberi kode pada Agil dan Tari untuk membawa Ira mengikutinya.
Irfani membuka pintu gudang sekolah. Ira dipaksa memasuki gudang tersebut oleh Agil dan Tari. Ia di dorong ke dalam hingga jatuh tersungkur. Lara berdiri di hadapannya.
"Hahaha! Mampus, lo!" maki Lara.
"Lara, apa salah aku sampai kamu jahat begini?" tanya Ira, terdengar isak dari suaranya.
"Pikir aja sendiri! Ayo! Kita kunci dia di sini. Biar dia mikir," Lara membalikkan tubuhnya dan mulai keluar dari gudang.
"Lara! Tunggu! Jangan tinggalin aku sendirian di sini...," Ira berusaha bangun dan mengejar mereka.
Sayangnya pintu gudang telah tertutup. Bahkan ia bisa mendengar Irfani telah mengunci kembali pintu gudang tersebut. Mereka meninggalkan Ira dalam gudang.

-to be continued-

0 komen:

Posting Komentar