Cute Brown Spinning Flower

18.5.16

The Beautiful of Friendship - chapter 7

Saat istirahat berikutnya, Ira berjalan gontai menuju kantin. Beberapa anak terlihat mengolok-oloknya, tapi ia tak memedulikannya. Di kepalanya masih terngiang kata-kata Bu Osa tadi pagi. Kini Ira hanya terdudum lemas seraya memutar-mutar sedotan minumannya di salah satu kursi pojok kantin.
"Hai, Ra! Kamu gak apa-apa, kan?" Irfan muncul di hadapannya.
"Gak usah ngeledek. Emangnya gak sakit difitnah kayak gitu. Kertas itu bukan punya aku, Fan. Kamu percaya, kan sama aku?" emosi Ira langsung meluap.
"Percaya, kok. Tapi siapa yang simpan kertas itu di laci meja kamu, ya Ra?"
"Gak tau deh, Fan. Temen-temen kelas juga gak percaya sama pernyataanku."
"Mereka percaya, kok sama kamu. Sebelum...," Irfan memotong kata-katanya.
Ira penasaran. Irfan memperlihatkan gelagat yang aneh.
"Sebelum apa?"
"Sebelum Lara bilang kalau dia ngelihat kamu memasukan kertas ke laci meja...,"
"Lara?!"
Irfan mengangguk. Kini Ira mulai mengerti mengapa kertas tersebut bisa di laci mejanya. Tapi, ia tak memiliki bukti apa pun untuk menyalahkan Lara.
"Ra, aku ke toilet dulu, ya." pamit Irfan.
Ira mengangguk. Irfan segera berlari menuju toilet yang agak jauh dari kantin. Sementara Ira kembali pada lamunannya.
******
Saat keluar dari toilet pria, Irfan mendengar suara tertawa dari samping toilet wanita.
"Lara?!" batin Irfan.
"Haha... Terjebak juga tuh Ira. Bu Osa juga percaya lagi. Gampang banget mereka ditipu," ucap Lara.
"Iya, tuh. Gampang ketipu," timpal Algi.
"Padahal kita hanya menyimpan kertas di laci meja, kukira takkan berhasil, ternyata sukses... BESAR!" ucap Tari dengan nada yang cukup tinggi.
"Ssssstttt!" Lara dan Algi menutup mulut Tari dengan tangannya.
"Gak usah teriak kali. Kalau terdengar orang lain gimana?"
"Oh, iya. Maaf! Maaf!"
Irfan mendengar percakapan tersebut dengan amat jelas. Rupanya semua dugaannya benar. Lara menjebak Ira saat ulangan pagi tadi. Ia berpikir untuk memberitahukan Ira mengenai hal ini.
BRUK!
Tempat sampah di samping toilet pria terjatuh. Rupanya Irfan menyenggol tempat sampah tersebut saat terburu-buru untuk beranjak dari sana.
"Siapa itu?" teriak Lara. Ia bergegas mendekat sumber suara dan menemukan Irfan di sana.
"Eh, Lara!" seru Irfan.
"Oohh... Jadi dari tadi kamu nguping pembicaraan kita?"
"Nggak, kok, nggak." Irfan mengelak.
Lara menari kerah baju Irfan.
"He, Irfan. Kalau kamu berani macam-macam, saudaramu yang akan terkena akibatnya. Ngerti kamu?!"
"Ok, ok! Aku ngerti. Tapi tolong jangan libatkan Irfani," pinta Irfan.
Lara melepaskan kerah baju Irfan.
"Boleh saja. Tapi, ada syaratnya. Kamu harus ikuti semua yang aku perintahkan...,"
-- to be continued --

0 komen:

Posting Komentar